Langsung ke konten utama

Transportasi Umum (Mikrolet) Semakin Tidak Digemari

Transportasi Umum (Mikrolet) Semakin Tidak Digemari


     Sejak tahun 2016 di Malang, transportasi umum, khususnya mikrolet semakin sedikit penggunanya. Hal ini dikarenakan transportasi online yang mulai muncul sehingga banyak masyarakat yang mengubah haluan dari pengguna transpotasi umum ke transportasi online. Sempat terjadi penolakan yang berkahir mogok kerja dan aksi demonstrasi oleh para pengemudi mikrolet di malang pada September 2017. Menurutnya, pengguna mikrolet menurun drastis dan tentunya sangat merugikan pengemudi mikrolet. Dari yang biasanya Rp75.000 sampai Rp100.000 per hari kini menurun bahkan terkadang minus, menurut Sugiharto pengemudi mikrolet ADL Malang.
     Namun, apakah kehadiran transportasi online benar-benar salah? Menurut Dita, siswa SMAN 8 Malang yang beralih ke transportasi online, transportasi online penggunaannya lebih praktis, tidak seperti mikrolet yang harus ke jalan besar untuk mendapatkannya. Waktu perjalanan untuk sampai ke tempat tujuan juga tidak pasti. Seperti dari SMAN 8 Malang ke daerah Kepuh di Malang yang harusnya bisa ditempuh dalam waktu 20 menit, bisa sampai 45 menit jika menggunakan transportasi umum. Hal ini dikarenakan mikrolet tak jarang menunggu penumpang agar mikroletnya penuh dan melewati jalur yang bisa memperlambat kita sampai ke tujuan. Tentu saja hal ini menyita waktu yang lama. Transportasi online juga dinilai lebih menguntungkan bagi para pengguna khususnya yang rumahnya tidak terlalu jauh. Menurut Aul, pengguna transportasi online, tarif transportasi online dengan mikrolet dari sekolah ke rumahnya sama. Hanya saja transportasi online bisa langsung sampai di depan rumah sedangkan mikrolet tidak. Ia harus berjalan kaki jika menggunakan mikrolet karena diturunkan tidak di depan rumah. Oleh karena itu ia memilih meninggalkan kesehariannya menjadi pengguna mikrolet. Beberapa sopir mikrolet juga meninggalkan kesan yang buruk, seperti kemampuan menyetir yang buruk dan merokok ketika mengemudi.
   Penggunaan transportasi online yang lebih efektif yang membuat mikrolet semakin tidak digemari. Namun bukan berarti mikrolet itu buruk. Contohnya, bagi yang tujuannya jauh, tarif mikrolet jauh lebih murah dari transportasi online karena sistem tarifnya yang jauh dekat sama, yaitu Rp2000 untuk pelajar dan Rp4000 untuk umum. Ada juga beberapa mikrolet yang memberi pelayanan lebih seperti menyediakan buku bacaan untuk penumpangnya. Namun, yang paling terpenting, mikrolet harus memperbaiki kebiasaan nge-tem lama yang membuat penumpang tersita waktunya dan sikap pengemudi yang harusnya membuat penggunanya nyaman.

Komentar

Posting Komentar